KULINER. Tape Uli: Manisnya Warisan, Hangatnya Kasih Sayang

Image
     Tape uli adalah salah satu k ue tradisional Betawi yang memiliki kekayaan rasa sekaligus makna. P erpaduan antara uli ketan yang gurih dan tape singkong yang manis-asam. Sekilas sederhana, tetapi di dalamnya tersimpan nilai kasih sayang, kebersamaan, dan warisan budaya yang tak ternilai. Sejak dahulu, tape uli sering disajikan dalam acara keluarga, menjadi simbol kehangatan dan kerukunan. Setiap proses pembuatannya mengajarkan kesabaran, ketelitian, sekaligus cinta yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di tengah gempuran makanan modern, menjaga tape uli berarti menjaga jati diri. Melestarikan kue tradisional ini bukan sekadar mempertahankan rasa, melainkan merawat kenangan, menghargai leluhur, serta menanamkan kebanggaan budaya pada anak cucu. Mari kita jaga warisan ini. Karena melalui sepiring tape uli, kita belajar bahwa cinta pada budaya dimulai dari hal-hal sederhana, dari meja makan keluarga, hingga ke hati yang penuh kasih.   Order Tape Uli: 08527...

Webinar Menjaga Kesehatan Mental Keluarga Agar Tetap Kreatif dan Produktif

 


Dalam rangka memperingati HUT ke -75 Persit Kartika Chandra Kirana, pengurus dan anggota Persit KCK Cabang BS Sekoad, termasuk Ikatan Istri Siswa (IIS) Dikreg LX Seskoad mengikuti webinar yang bertema “Menjaga Kesehatan Mental Keluarga Agar Tetap Kreatif dan Produktif” pada Kamis 25/3/2021. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual di buka oleh Wakil Ketua Persit KCK PCBS Seskoad Ibu Tuti Fulad.

 

Ibu Ajeng Raviando Psi, pembicara pada webinar tersebut menyampaikan untuk tidak hanya memperhatikan kesehatan fisik, akan tetapi penting untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri dan keluarga. Pada masa pandemi, dimana penggunaan gadget semakin meningkat, Ibu Ajeng Raviando Psi, memberikan tips agar mata tidak lelah dengan melakukan Metode 20-20-20. Yaitu mengalihkan pandangan setelah 20 menit di depan gadget dengan melihat benda-benda yang berjarak sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketengangan dan gangguan penglihatan.

 

Dalam webinar tersebut, Ibu Ajeng juga menyampaikan hendaknya saat ada masalah dan ingin meminta solusi dari orang lain, memilih orang yang tepat dengan melihat apakah orang tersebut dapat dipercaya, punya kemampuan mendengar yang baik, dan dapat menanggapi hal-hal dengan bereaksi dan merspon sesuai dengan apa yang sedang dihadapi. Di akhir sesi Ibu Ajeng mengingatkan untuk selalu bahagia karena merasa bahagia adalah kunci mental tetap terjaga.




Susan Abdul Rajab,

Istri dari Pasis Dikreg LX Seskoad TA 2021

 

Comments

Popular posts from this blog

Berdialog Dengan Sang Pencipta

Tuanku Imam Bonjol dan Sulawesi Utara

Tari Katrili Perpaduan Budaya Minahasa Eropa