Mempelajari Sejarah Sekolah Sukma Bangsa Melalui Metode Narrative Learning




 Mempelajari Sejarah Sekolah Sukma Bangsa Melalui Metode Narrative Learning

Oleh Susan Sovia 


Mempelajari sejarah sejatinya menghasilkan kesadaran akan peristiwa di masa lalu yang berdampak besar pada perubahan di masa depan. Sejarah mengajarkan kita pengalaman dan nilai-nilai kehidupan. Kita dapat menemukan kegagalan atau kesuksesan, kesalahan atau keberhasilan, kelemahan atau kekurangan di masa lalu, sehingga kita dapat mengambil pelajaran di masa depan. Namun saat ini, pelajaran sejarah masih dianggap kurang penting dibandingkan mata pelajaran lain. Siswa hanya tahu sejarah masa lalu tanpa mengetahui nilai dan makna di balik keadaan yang terjadi. Banyak faktor yang menyebabkan siswa tidak tertarik dalam mempelajari sejarah. Guru yang monoton saat mengajar, penggunaaan media yang minimal, metode mengajar yang membosankan yang pada akhirnya menyebabkan siswa menjadi pasif dan apa yang mereka pelajari tidak berdampak pada kegiatan sehari-hari. Untuk membuat pelajaran sejarah menarik dan lebih bermakna banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran naratif. 


Pembelajaran Naratif (Narrative Learning)

Salah satu metode yang cocok dalam mengajarkan sejarah adalah pembelajaran naratif (narrative learning). Ropo, E. (2009) berpendapat bahwa pengajaran naratif dapat digunakan sebagai bahan ajar dan juga sebagai metode pengajaran yang dapat meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Bahan ajar dapat berupa narasi yang terkait dengan individu dan masyarakat, budaya nasional tertentu yang diciptakan oleh siswa ketika mereka mencoba memahami fenomena yang terjadi di masyarakat.

Joanna Szurmak dan Mindy Thuna (2013) menyatakan banyak alasan kenapa narasi menjadi alat yang ampuh untuk mengajar. Pertama, narasi membuat sesuatu yang abstrak lebih konkret/langsung. Kedua, narasi lebih konstekstual, sehingga siswa lebih mudah menyerap informasi dan meningkatkan ingatan dan pemahaman mereka. Ketiga, narasi memungkinkan siswa untuk memiliki lebih banyak pengalaman emosional langsung yang dapat mereka kaitkan, karena itu lebih mudah untuk diingat.

Pengalaman saya bersama siswa dalam menerapkan pembelajaran naratif  bermain peran atau drama dapat membuat pembelajaran di kelas lebih bersifat personal sehingga sangat berarti bagi diri siswa. Metode ini membuat guru tidak membutuhkan tenaga ekstra untuk mengontrol kelas menjadi tertib.  .Dari pengalaman ini saya ingin berbagi tentang bagaimana mempelajari Sejarah Sekolah Sukma Bangsa melalui pembelajaran naratif yang bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti studi kasus, permainan peran, wawancara, dan simulasi.


Mempelajari Sejarah Sekolah Sukma Bangsa Melalui Metode Narrative Learning 

Pada akhir 2004, terjadi gempa bumi dan tsunami di Aceh. Ribuan gedung sekolah hancur; sekitar dua 2.500 guru tewas (Media Indonesia, 7 Januari 2005). Universitas Syiah Kuala - salah satu universitas terkemuka di Aceh melaporkan bahwa sekitar 103 dosen meninggal dan 92 hilang (Media Indonesia, 11 Januari 2005). Bencana besar yang menghancurkan fasilitas fisik, infrastruktur dan memusnahkan sumber daya pendidikan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Aceh. Sebagian besar anak  Aceh kehilangan pendidikan. Oleh karena itu, rekonstruksi sektor pendidikan adalah salah satu aspek mendasar. Pendidikan adalah dasar dari budaya dan peradaban. Pentingnya pendidikan bagi generasi selanjutnya adalah menciptakan karakter manusia yang lebih baik. Hal ini menentukan perlu untuk mencapai sistem pendidikan berkualitas dan terbuka, mendukung budaya lokal, dan menjunjung prinsip-prinsip keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan yang berorientasi pada peningkatan kualitas Anak-anak Aceh. Berdasarkan hal tersebut, Yayasan Sukma mengambil inisiatif untuk mendirikan Sekolah Sukma Bangsa. Pada tanggal 14 Juli 2006 Sekolah Sukma Bangsa diresmikan oleh presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan mulai menerapkan proses pembelajaran. 


Tulisan di atas adalah sekelumit kisah tentang sejarah Sekolah Sukma Bangsa.  Sebagai guru Sosial di Sekolah Sukma Bangsa, saya mengajarkan sejarah di mulai dari yang paling dekat dengan kehidupan guru dan siswa, yaitu Sekolah Sukma Bangsa. Guru dan siswa harus mengetahui sejarah sekolah mereka karena itu adalah salah satu identitas yang melekat dalam dirinya. Ketika mereka menulis otobiografi, mereka akan mencantumkan tempat di mana mereka bekerja atau berinteraksi selama masa hidup mereka. Banyak nilai nilai yang dapat dipelajari dari sejarah Sekolah Sukma Bangsa. Namun nilai-nilai tersebut perlahan mulai memudar. Salah satu faktornya adalah karena melupakan sejarah yang memberikan pelajaran bagaimana menjadi orang yang memiliki kepribadian yang kuat. 


Untuk menyampaikan pesan bagi siswa tentang bagian dari sejarah Sekolah Sukma Bangsa diatas,  saya menerapkan metode naratif learning dalam pembelajaran. Dalam menerapkan metode tersebut guru dan siswa mengeksplorasi berbagai topik dan fenomena dengan mengambil peran karakter dari sejarah. Belajar hal-hal yang berbeda dari konsep, kekuatan emosi atau mempelajari sesuatu yang abstrak hingga masalah-masalah praktis. Misalnya ketika guru dan siswa melakukan simulasi untuk menghindari bencana gempa dan tsunami, para siswa dan guru terlibat bagaimana cara menyelamatkan diri mereka dan saling membantu satu sama lain. Di situlah mereka tidak hanya belajar rasa empati tetapi juga tentang hidup di bumi. Mereka dapat mempengaruhi orang lain untuk menyelamatkan bumi, melindungi lingkungan dan menjadi duta besar untuk kebersihan. Di bagian lain dari sejarah, ketika para guru dan siswa melakukan wawancara dengan korban tsunami, yang keluarganya meninggal dan hilang, mereka dapat belajar tentang kesedihan dan perjuangan. Mereka belajar bagaimana bersyukur dan menghargai apa yang mereka miliki. Banyak nilai yang diperoleh dari sejarah Sekolah Sukma Bangsa membantu siswa tidak hanya untuk mengetahui dan menghafal setiap fakta tetapi juga untuk mengembangkan konsep sejarah secara mendalam, seperti konsep sebab dan akibat. Oleh karena itu, memperkenalkan Sejarah Sekolah Sukma Bangsa kepada siswa dalam pembelajaran naratif dapat membantu siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir tentang segala hal yang mereka lakukan dan apa akibatnya atau konsekuensinya di masa depan. 

Wallahu A’lam 

Comments

Popular posts from this blog

Kegiatan Verifikasi Seksi Ekonomi Persit Kartika Chandra Kirana Cabang X Rindam PD XIII/Merdeka

Opini Media Indonesia Februari 2023

Malam Lepas Sambut Danrindam XIII/Merdeka